ancaman bagi orang yang tidak berpuasa

Bagikaum muslimin yang sengaja tidak berpuasa Ramadhan tanpa uzur maka simak dan renungkanlah Hadist dibawah ini . Dari Abu Umamah berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : ” Ketika tengah tidur aku didatangi oleh dua orang laki-laki, lalu keduanya menarik lenganku dan membawaku kegunung yang terjal seraya berkata : ” Naiklah. Demikianlahancaman siksa neraka untuk orang yang tidak berpuasa. Sedangkan bagi umat Islam yang berpuasa atas landasan iman dan semata mengharap pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dia akan memberikan ampunan untuk dosa-dosa hamba tersebut yang telah lalu. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: Keempat: Ketentuan ketentuan Khusus yang berkaitan dengan fidyah : 1. Bagi orang tua renta (lanjut usia) baik laki–laki maupun perempuan yang tidak mampu lagi berpuasa karena kondisi fisik yang sangat lemah, juga orang–orang yang sakit yang tidak ada harapan akan kesembuhannya, maka baginya boleh berbuka (tidak berpuasa) dan cukup membayar MuhammadAbduh Tuasikal, MSc September 2, 2013. 2 5,756 2 minutes read. Makan dengan tangan kiri ternyata mendapat do’a jelek dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan ancaman bagi pelakunya. Dan ini sekaligus menunjukkan haramnya makan dengan tangan kiri. Dalam kitab Shahih Muslim disebutkan, Salamah bin Al Akwa’ berkata, BulanRamadhan adalah bulan yang ditunggu-tunggu muslimin dan muslimat di seluruh dunia, karena pada bulan inilah sang maha pencipta, Allah SWT, mewajibkan umatnya untuk melakukan ibadah istimewa, yaitu puasa mulai terbit fajar hingga terbenam matahari. Nilai penting lainnya pada bulan ini adalah saat Allah melipatgandakan segala amalan dan memberi Lirik Chord Tak Ingin Usai. Advertisements – puasa merupakan salah satu rukun islam yang wajib dijalani bagi setiap umat muslim di seluruh dunia. Salah satu puasa yang sangat dinanti yaitu puasa saat bulan ramadhan. Kenapa begitu dinanti? Karena bulan ramadhan memiliki begitu banyak keistimewaan yang sayang jika dilewatkan. Salah satunya yaitu menjalankan ibadah puasa dan akan mendapat akibat tidak puasa di bulan di bulan ramadhan tentunya memiliki beberapa keistimewaan yang diberikan oleh Allah SWT. Berpuasa di bulan ramadhan dapat menghapus kesalahan atau dosa-dosa yang selama ini telah kita perbuat. Namun tetap semata-mata harus dengan kekuatan iman dan mengharapkan pahala dan ridho dari Allah SWT. Lantas bagaimana jika seseorang tidak berpuasa di bulan ramadhan? Apakah berdosa? Agar tidak penasaran berikut ulasannya untuk juga Doa Menyambut Bulan Ramadhan dan Keistimewaan di DalamnyaKeistimewaan Bulan RamadhanSebelum membahas mengenai akibat tidak berpuasa di bulan ramadhan, penulis akan terlebih dahulu membahas mengenai keistimewaan berpuasa pada bulan ramadhan, yang sangat sayang jika dilewatkan. Berikut uraiannya 1. Pengampunan dosaBulan ramadhan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh umat muslim, karena dengan berpuasa di bulan ramadhan maka akan mendapat pengampunan dosa-dosa yang telah dilakukan, semuanya kembali ke fitrah. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang berbunyi “barang siapa yang berpuasa pada bulan ramadhan dengan keimanan dan keikhlasan, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. HR. Bukhari, 37. Muslim, 12662. Dibukakan pintu surgaTidak dapat di-pungkiri bahwa tujuan utama umat muslim dalam mengejar akhirat yaitu masuk surga. Bulan ramadhan menjadi bulan dimana pintu surga terbuka dan pintu neraka ditutup serta setan-setan dibelenggu. Bagi umat muslim yang menjalankan ibadah puasa, akan dijanjikan satu pintu pada hari kiamat di Anda akan mendapatkan tabungan umroh hingga jutaan rupiah! Yuk download sekarang juga!3. Dikabulkannya merangkum, berpuasa menjadi kesempatan agar doa-doa yang selama ini Anda panjatkan dapat terkabul. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi “tiga doa yang tidak ditolak orang berpuasa hingga berbuka puasa, pemimpin yang adil dan doanya orang teraniaya. Allah SWT mengangkat doanya ke awan dan membukakan pintu-pintu langit. Demi kebesaran-Ku, engkau pasti Aku tolong meski tidak sekarang”. HR. Ahmad dan TirmidziAkibat Tidak Puasa di Bulan Ramadhan Melihat begitu luar biasanya keistimewaan yang dapat kita peroleh dari berpuasa ramadhan, maka sangat disayangkan jika Anda melewatkannya. Karena sekarang, meskipun jelas-jelas puasa merupakan wajib hukumnya, sebagian orang memandangnya sangat biasa. Bahkan ada yang secara terang-terangan tak puasa. Bagi yang seperti ini tentunya konsekuensinya sangat berat. Allah SWT mengancam orang yang meninggalkan puasa ramadhan secara terang-terangan dengan hukuman yang tak terbayangkan. Lantas apa saja akibat dan ancaman yang diperoleh, berikut telah merangkumnya untuk Anda Dosa yang lebih besar daripada gunungMeninggalkan puasa tanpa ada alasan yang jelas hukumnya dosa. Bahkan bisa dikatakan sebagai dosa besar. Allah SWT telah memberikan ancaman yang sangat besar kepada orang-orang yang meninggalkan ibadah puasa. Meskipun hampir tidak ada satu ayat atau hadits yang mempresentasikan seperti apa dosa yang meninggalkan puasa ini, tetapi yang jelas Allah SWT telah menyiapkan hukuman yang sangat dahsyat bagi orang tersebut di akhirat Dimasukkan ke Dalam Neraka Dengan Siksaan Tak TerbayangkanDalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Umamah, beliau pernah bermimpi pada suatu malam didatangi oleh dua orang laki-laki. Kemudian laki-laki ini menarik beliau ke sebuah gunung. Kemudian dari atas gunung nampak sekelompok orang yang menjerit kesakitan seperti disiksa dengan amat beliau menyaksikan orang-orang ini ternyata mengalami kondisi yang mengerikan. Mulut mereka sobek sampai telinga dengan darah yang bercucuran. Ketika Abu Umamah bertanya kepada Rasul perihal mimpi ini, Nabi mengatakan jika mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum waktunya, alias dengan sengaja meninggalkan puasa. Kisah ini ada dalam hadits dan ulama mengatakan sahih. Untuk itu sungguh merugi bagi Anda yang meninggalkan puasa di bulan Tak Berpuasa Adalah Munafik dan Sangat Diragukan KeislamannyaKembali ke perihal puasa Ramadhan yang masuk dalam rukun Islam, banyak ulama yang berpendapat jika ada orang yang secara terang-terangan meninggalkannya, maka ia bisa dikatakan munafik. Artinya, mereka tidak percaya lagi akan Islam lantaran berani dengan sengaja meninggalkan salah satu rukun hari ini kuatkan Niat mu kebaitullah dan wujudkan bersama snippet="Iframe-Package"]Tak hanya itu, orang-orang yang seperti ini juga sangat diragukan keislamannya. Bahkan secara tersirat bisa pula dihukum dengan murtad karena tidak mempercayai ajaran. Dosanya pun bisa-bisa tak Meninggalkan Puasa Lebih Berdosa Dari BerzinaAdz Dzahabi dalam sebuah buku Fiqih menjelaskan perihal orang yang meninggalkan puasa Ramadhan. Beliau mengatakan barang siapa yang dengan sengaja tak melakukan ibadah pokok satu ini, maka ia mendapatkan dosa yang lebih parah dari berbuat zina. Zina sendiri adalah salah satu dosa besar yang sangat dilaknat oleh bahkan diancam neraka jika sampai meninggal tak sempat bertaubat. Dan meninggalkan puasa dosanya ternyata lebih ngeri daripada ini. Dari akibat dan ancaman yang Anda peroleh dengan meninggalkan puasa ramadhan, maka sungguh menyeramkan dosa orang-orang yang meninggalkan puasa ramadhan secara sebenarnya puasa Ramadhan tidaklah berat, tidak ada orang mati karena puasa. Seumpama sangat lemah pun ada kompensasi berupa qada dan juga fidyah. Allah akan selalu membebankan kewajiban sesuai dengan kemampuan rencana untuk berangkat umroh bersama keluarga? Yuk wujudkan rencana Anda cuma di bagi siapaun yang tidak berpuasa ramadhan dengan sengaja, maka wajib bertaubat dengan penuh kejujuran dan taubat nasuha, Anda juga wajib mengganti puasa yang ditinggalkan supaya tidak mendapatkan akibat tidak puasa di bulan ramadhan. Semoga informasi yang disampaikan dapat bermanfaat untuk kita semua. Puasa Ramadhan adalah ibadah yang agung dan salah satu rukun Islam. Maka meninggalkan puasa tanpa udzur merupakan dosa besar dan berat konsekuensinya. Bahkan para ulama berbeda pendapat mengenai orang yang meninggalkan puasa dengan sengaja tanpa udzur syar’i, apakah ia masih Muslim ataukah keluar dari Islam?Pendapat Sebagian UlamaPendapat yang RajihMeninggalkan Puasa Bisa Murtad Jika IstihlalJika Bertaubat, Apakah Wajib Meng-qadha Puasa yang Ditinggalkan?Pendapat Sebagian UlamaSebagian ulama berpendapat bahwa orang yang meninggalkan puasa Ramadhan dengan sengaja tanpa udzur maka ia kafir keluar dari Islam. Disebutkan dalam kitab Shifatu Shalatin Nabi hal. 18 karya Ath Tharifiy ذهب بعض العلماء – وهو مروي عن الحسن, و قال به نافع و الحاكم و ابن حبيب من المالكية, و قال به إسحاق بن راهويه, وهو رواية عن الإمام أحمد – إلى أن من ترك شيئا من أركان الإسلام, و إن كان زكاة أو صياما أو حجا, متعمدا كسلا أو تهاونا أو جحودا, فإنه كافر. والجمهور على عدم الكفر“Sebagian ulama berpendapat, pendapat ini diriwayatkan dari Al Hasan Al Bashri, juga merupakan pendapat Nafi’, Al Hakim, Ibnu Habib dari Malikiyyah, Ishaq bin Rahuwaih, dan salah satu pendapat Imam Ahmad, bahwa orang yang meninggalkan satu saja dari rukun Islam, baik itu zakat, puasa atau haji, dengan sengaja atau karena malas atau meremehkan atau karena mengingkari kewajibannya, maka ia kafir. Sedangkan jumhur ulama berpendapat tidak sampai kafir”.Dalil ulama yang mengkafirkan, diantaranya hadits-hadits tentang rukun Islam. Bahwa Islam dibangun di atas 5 perkara, yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji, maka konsekuensinya jika salah satu ditinggalkan, hancurlah Islam juga berdalil dengan riwayat dari Umar bin Khathab radhiallahu’anhu bahwa beliau berkataمَن أطاقَ الحجَّ، فلم يحُجَّ فسواءٌ عليه مات يهوديًّا أو نصرانيًّا“Barangsiapa yang mampu berhaji namun tidak berangkat haji, maka sama saja ia mati apakah sebagai orang Yahudi atau sebagai orang Nashrani” HR. Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya, 1/387, dishahihkan Hafizh Al Hakami dalam Ma’arijul Qabul, 639/2.Sedangkan haji adalah salah satu rukun Islam. Perkataan semisal ini juga diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib dan Abu Juga Semoga Kita Diampuni Selama RamadhanPendapat yang RajihPendapat yang rajih adalah pendapat jumhur ulama, yang tidak mengkafirkan orang yang meninggalkan puasa. Diantara dalilnya, hadits dari Auf bin Malik dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ia bersabda,خيار أئمتكم الذين تحبونهم ويحبونكم ويصلون عليكم وتصلون عليهم وشرار أئمتكم الذين تبغضونهم ويبغضونكم وتلعنونهم ويلعنونكم قيل يا رسول الله أفلا ننابذهم بالسيف فقال لا ما الصلاة وإذا رأيتم من ولاتكم شيئا تكرهونه فاكرهوا عمله ولا تنزعوا يدا من طاعة“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah pemimpin yang kalian cintai, dan mereka pun mencintai kalian. Kalian mendo’akan mereka, mereka pun mendoakan kalian. Seburuk-buruk pemimpin kalian adalah yang kalian benci, mereka pun benci kepada kalian. Kalian pun melaknat mereka, mereka pun melaknat kalian”. Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah apakah kita perangi saja mereka dengan senjata?”. Nabi menjawab, “Jangan, selama mereka masih shalat. Bila kalian melihat sesuatu yang kalian benci dari pemimpin kalian, maka cukup bencilah perbuatannya, namun jangan kalian melepaskan tangan kalian dari ketaatan kepadanya” HR. Muslim no. 2155.Dalam hadits ini yang menjadi patokan kufur-tidaknya seorang pemimpin adalah meninggalkan shalat, bukan puasa, zakat atau haji. Dan ini adalah ijma para sahabat Nabi, Abdullah bin Syaqiq Al Uqaili rahimahullah mengatakanلم يكن أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم يرون شيئا من الأعمال تركه كفر غير الصلاة“Dahulu para sahabat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak memandang ada amalan yang bisa menyebabkan kekufuran jika meninggalkannya, kecuali shalat” HR. At Tirmidzi no. 2622, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi.Berdasarkan riwayat ini, para sahabat Nabi tidak menganggap kufurnya orang yang meninggalkan puasa, zakat atau orang yang meninggalkan puasa dengan sengaja tanpa udzur, dia tidak sampai kafir namun telah melakukan dosa besar. Terlebih lagi terdapat ancaman mengerikan bagi orang yang meninggalkan puasa. Sebagaimana hadits dari Abu Umamah al-Bahili radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahualaihi wa sallam bersabda, بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ إِذْ أَتَانِى رَجُلاَنِ فَأَخَذَا بِضَبْعَىَّ فَأَتَيَا بِى جَبَلاً وَعْرًا فَقَالاَ لِىَ اصْعَدْ فَقُلْتُ إِنِّى لاَ أُطِيقُهُ فَقَالاَ إِنَّا سَنُسَهِّلُهُ لَكَ فَصَعِدْتُ حَتَّى إِذَا كُنْتُ فِى سَوَاءِ الْجَبَلِ إِذَا أَنَا بَأَصْوَاتٍ شَدِيدَةٍ فَقُلْتُ مَا هَذِهِ الأَصْوَاتُ قَالُوا هَذَا عُوَاءُ أَهْلِ النَّارِ ، ثُمَّ انْطُلِقَ بِى فَإِذَا أَنَا بِقَوْمٍ مُعَلَّقِينَ بِعَرَاقِيبِهِمْ مُشَقَّقَةٌ أَشْدَاقُهُمْ تَسِيلُ أَشْدَاقُهُمْ دَمًا قَالَ قُلْتُ مَنْ هَؤُلاَءِ قَالَ هَؤُلاَءِ الَّذِينَ يُفْطِرُونَ قَبْلَ تَحِلَّةِ صَوْمِهِمْ“Ketika aku sedang tidur, tiba-tiba ada dua laki-laki yang mendatangiku. Keduanya memegangi kedua lenganku, kemudian membawaku ke sebuah gunung terjal. Keduanya berkata kepadaku “naiklah!”. Aku menjawab “Aku tidak mampu”. Keduanya berkata, “Kami akan memudahkannya untukmu”. Maka aku naik. Ketika aku berada di tengah gunung itu, tiba-tiba aku mendengar suara-suara yang keras, sehingga aku bertanya “suara apa itu?”. Mereka menjawab, “Itu teriakan penduduk neraka”. Kemudian aku dibawa ke tempat lain, tiba-tiba aku melihat sekelompok orang digantung terbalik dengan urat-urat kaki mereka sebagai ikatan. Ujung-ujung mulut mereka sobek dan mengalirkan darah. Aku bertanya, “Mereka itu siapa?” Keduanya menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum waktunya” HR. Ibnu Hibban dishahihkan Syu’aib Al Arnauth dalam Takhrij Shahih Ibnu Hibban.Adanya hadits ini dan juga adanya sebagian ulama yang menganggap kafirnya orang yang meninggalkan puasa, ini membuat kita semakin takut dan waspada jangan sampai meninggalkan puasa tanpa udzur. Dan juga kita mesti peringatkan keluarga dan orang-orang terdekat kita jangan sampai meninggalkan puasa tanpa Juga Dosa Juga Dilipatgandakan Di Bulan RamadhanMeninggalkan Puasa Bisa Murtad Jika IstihlalOrang-orang yang meninggalkan puasa dengan sengaja jika mereka menganggap halal istihlal hal tersebut atau mengingkari wajibnya puasa Ramadhan, maka ia murtad keluar dari Islam. Para ulama menyebut hal ini sebagai kufur juhud, yaitu orang yang meyakini kebenaran ajaran Rasulullah namun lisannya mendustakan bahkan memerangi dengan anggota badannya, menentang karena kesombongan. Ini seperti kufurnya iblis terhadap Allah ketika diperintahkan sujud kepada Adam alaihissalam, padahal iblis mengakui Allah sebagai Rabb,وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ“Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat Sujudlah kamu kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Ia termasuk golongan orang-orang yang kafir” QS. Al Baqarah 34Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menjelaskan “Seorang hamba jika ia melakukan dosa dengan keyakinan bahwa sebenarnya Allah mengharamkan perbuatan dosa tersebut, dan ia juga berkeyakinan bahwa wajib taat kepada Allah atas segala larangan dan perintah-Nya, maka ia tidak kafir”. Lalu beliau melanjutkan, “..barangsiapa yang melakukan perbuatan haram dengan keyakinan bahwa itu halal baginya maka ia kafir dengan kesepatakan para ulama” Ash Sharimul Maslul, 1/521.Al Lajnah Ad Daimah menjelaskanمن ترك الصوم جحداً لوجوبه فهو كافر إجماعاً ، ومن تركه كسلاً وتهاوناً فلا يكفر ، لكنه على خطر كبير بتركه ركناً من أركان الإسلام ، مجمعاً على وجوبه ، ويستحق العقوبة والتأديب من ولي الأمر ، بما يردعه وأمثاله ، بل ذهب بعض أهل العلم إلى تكفيره .وعليه قضاء ما تركه ، مع التوبة إلى الله سبحانه“Siapa yang meninggalkan puasa karena juhud menentang wajibnya puasa maka ia kafir berdasarkan sepakat ulama. Namun yang meninggalkan puasa karena malas dan meremehkan, maka ia tidak kafir. Namun ia berada pada bahaya yang besar karena meninggalkan salah satu rukun Islam yang disepakati wajibnya. Dia wajib dihukum dan dibina oleh pemerintah, agar ia dan orang yang semisal dia jera. Namun sebagian ulama ada yang berpendapat ia kafir dan wajib meng-qadha puasa yang ditinggalkan setelah ia bertaubat kepada Allah Subhaanahu” Fatawa Al Lajnah Ad Daimah, 10/143.Baca Juga Sedih Apabila Amalan Tidak Diterima di Bulan RamadhanJika Bertaubat, Apakah Wajib Meng-qadha Puasa yang Ditinggalkan?Terdapat haditsمن أفطر يوما من رمضان من غير رخصة لم يقضه وإن صام الدهر كله“Orang yang sengaja tidak berpuasa pada suatu hari di bulan Ramadhan, padahal ia bukan orang yang diberi keringanan, ia tidak akan dapat mengganti puasanya meski berpuasa terus menerus”.Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari di Al’Ilal Al Kabir 116, oleh Abu Daud di Sunan-nya 2396, oleh Tirmidzi di Sunan-nya 723, Imam Ahmad di Al Mughni 4/367, Ad Daruquthni di Sunan-nya 2/441, 2/413, dan Al Baihaqi di Sunan-nya 4/228.Hadits ini didhaifkan oleh Al Bukhari, Imam Ahmad, Ibnu Hazm di Al Muhalla 6/183, Al Baihaqi, Ibnu Abdil Barr dalam At Tamhid 7/173, juga oleh Al Albani di Dhaif At Tirmidzi 723, Dhaif Abi Daud 2396, Dhaif Al Jami’ 5462 dan Silsilah Adh Dha’ifah 4557. Namun, memang sebagian ulama ada yang menshahihkan hadits ini seperti Abu Hatim Ar Razi di Al Ilal 2/17, juga ada yang menghasankan seperti Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah 2/329 dan Al Haitsami di Majma’ Az Zawaid 3/171. Oleh karena itu, ulama berbeda pendapat mengenai ada-tidaknya qadha bagi orang yang sengaja tidak ulama berpendapat orang yang meninggalkan puasa dengan sengaja wajib meng-qadha setelah bertaubat. Bahkan Ibnu Abdil Barr mengklaim ijma atas hal ini, beliau mengatakanوأجمعت الأمة ، ونقلت الكافة ، فيمن لم يصم رمضان عامداً وهو مؤمن بفرضه، وإنما تركه أشراً وبطراً، تعمَّد ذلك ثم تاب عنه أن عليه قضاءه“Ulama sepakat dan dinukil dari banyak ulama bahwa orang yang tidak puasa Ramadhan dengan sengaja dengan masih meyakini kewajibannya, namun ia tidak puasa karena bermaksiat dan sombong, dan sengaja melakukannya, maka ia wajib diminta bertaubat dan wajib meng-qadha puasanya” Al Istidzkar, 1/77.Dan ini juga pendapat yang dikuatkan Al Lajnah Ad Daimah dan Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah. Namun klaim ijma ini kurang tepat, karena dinukil adanya pendapat lain dari sebagian ulama Syafi’iyyah dan juga zhahiriyyah, juga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah yang menyatakan bahwa tidak diwajibkan qadha atas mereka. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkataولا يقضي متعمد بلا عذر صوماً ولا صلاة ، ولا تصح منه“Orang yang sengaja meninggalkan ibadah tanpa udzur maka tidak ada qadha baginya, baik itu puasa maupun shalat, dan andai qadha dilakukan ia tidak sah” Al Ikhtiyarat Al Fiqhiyyah, 460.Ini juga pendapat yang dikuatkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah. Beliau mengatakanفالراجح أنه لا يلزمه القضاء ؛ لأنه لا يستفيد به شيئاً ؛ إذ إنه لن يقبل منه ، فإن القاعدة أن كل عبادة مؤقتة بوقت معين ، فإنها إذا أخرت عن ذلك الوقت المعين بلا عذر ، لم تقبل من صاحبها“Yang rajih, ia tidak wajib meng-qadha. Karena andaikan meng-qadha pun tidak bermanfaat karena tidak diterima. Karena kaidahnya adalah setiap ibadah yang waktunya tertentu, jika diakhirkan sehingga keluar dari waktu tersebut tanpa udzur maka tidak akan diterima ibadahnya” Majmu’ Al Fatawa Syaikh Ibnu Al Utsaimin, 19/89.Wallahu a’lam, nampaknya pendapat yang pertama adalah pendapat yang lebih hati-hati, yaitu wajibnya meng-qadha bagi yang meninggalkan puasa dengan sengaja. Dan ini adalah pendapat jumhur ulama. Dan sesuai dengan kaidah fiqhiyyahعبادة ثبتت في ذمة العبد ، فلا تسقط عنه إلا بفعلها“Ibadah yang sudah jatuh menjadi beban seseorang, tidak bisa gugur sampai ia mengerjakannya”.Baca JugaSemoga Allah memberi Yulian PurnamaArtikel Pengerti puasa menurut bahasa adalah menahan. Menurut syariat islam puasa adalah suatu bentuk aktifitas ibadah kepada Allah Swt dengan cara menahan diri dari makan, minum, hawa nafsu, dan hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga matahari terbenam mata hari. Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia. Bulan ini dipilih sebagai bulan untuk berpuasa penuh selama Ramadhan untuk umat muslim. Puasa bulan Ramadhan merupakan puasa wajib bagi seluruh umat Islam yang baligh, berakal sehat tanpa keuzuran. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam Al-Qur’ أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” QS. Al-Baqarah 183 Keutamaan berpuasa dibulan Ramadhan begitu banyak dijelaskan dalam hadits-hadits Rasulullah Saw. seperti hadits-hadits dibawah ini. Puasa Ramadhan pengahpus dosa. Dari Abu Hurairah ra juga, Rasulullah Saw pernah bersabda “Shalat yang lima waktu, Jum’at ke Jum’at. Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus dosa yang terjadi di antara senggang waktu tersebut jika menjauhi dosa besar.” HR. Muslim 233 Dari Abu Hurairah Ra dari Nabi Saw, bahwasanya beliau bersabda “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh iman dan ihtisab maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” HR. Bukhari 4/99, Muslim 759 Makna "Penuh iman dan Ihtisab' yakni membenarkan wajibnya puasa, mengharap pahalanya, hatinya senang dalam mengamalkan, tidak membencinya, tidak merasa berat dalam mengamalkannya. Pintu surga Ar Rayyan bagi orang yang puasa Dari Sahl bin Sa’ad Ra, dari Nabi Saw bahwa beliau bersabda “Sesungguhnya dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Rayyan, orang-orang yang puasa akan masuk di hari kiamat nanti dari pintu tersebut, tidak ada orang selain mereka yang memasukinya. Jika telah masuk orang terkahir yang puasa ditutuplah pintu tersebut. Barangsiapa yang masuk akan minum, dan barangsiapa yang minum tidak akan merasa haus untuk selamanya” HR. Bukhari 4/95, Muslim 1152, dan tambahan lafadz yang akhir ada pada riwayat Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya 1903 Puasa Ramadhan menjadi pelindung dari neraka. Rasulullah Saw bersabda “Puasa adalah perisai, seorang hamba berperisai dengannya dari api neraka.” HR. Ahmad 3/241, 3/296 dari Jabir, Ahmad 4/22 dan Utsman bin Abil 'Ash. Ini adalah hadits yang shahih Akan tetapi walaupun banyak hadits-hadits tentang keutamaan orang yang berpuasa dibulan Ramadhan, banyak juga umat Islam yang tidak memanfaatkannya. Padahal orang yang tidak berpuasa karena kesengajaan bukan karena udzur merupakan perbutan dosa. Bahkan akan di masukkan kelak kedalam api neraka. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw. Dari Abu Umamah Al-Bahili Ra, ia berkata Aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda “Ketika aku tidur, datanglah dua orang pria kemudian memegang dhabayadua lenganku, membawaku ke satu gunung yang kasar tidak rata, keduanya berkata, “Naik”. Aku katakan, “Aku tidak mampu”. Keduanya berkata, Kami akan memudahkanmu’. Akupun naik hingga sampai ke puncak gunung, ketika itulah aku mendengar suara yang keras. Akupun bertanya, Suara apakah ini?’. Mereka berkata, Ini adalah teriakan penghuni neraka’. Kemudian keduanya membawaku, ketika itu aku melihat orang-orang yang digantung dengan kaki di atas, mulut mereka rusak/robek, darah mengalir dari mulut mereka. Aku bertanya, Siapa mereka?’ Keduanya menjawab, Mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum halal puasa merekasebelum tiba waktu buka puasa.” HR. An-Nasa'i dalam Al-Kubra sebagaimana dalam Tuhfatul Asyraf 4/166 dan Ibnu Hibban dan Al-Hakim 1/430 dari jalan Abdurrahman bin Yazid bin Jabir, dari Salim bin 'Amir dari Abu Umamah. Sanadnya shahih Baca Juga 5 Pristiwa Penting Yang Terjadi di Bulan Ramadhan Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang ancaman bagi orang-oarang yang tidak puasa. Orang-orang tersebut tidak puasa bukan di karenakan udzur. Akan tetapi orang-orang tersebut tidak berpuasa karena unsure kesengajaan. Mudah-mudahan kita selalu istiqamah untuk selalu berpuasa. Aamiin. Ancaman Bagi Mereka yang Sengaja Berbuka di Bulan Ramadan Tanpa Ada AlasanUzur Syar’i yang Memperbolehkan Tidak Berpuasa di Bulan RamadanPertama, sakit yang bisa membahayakan diri seseorang jika berpuasaKedua, melakukan safar perjalanan jauhKetiga, sudah tua rentaKeempat, hamil dan menyusuiBagaimana dengan Mereka yang Tidak Berpuasa karena Alasan Pekerjaan Berat?Ancaman Bagi Mereka yang Sengaja Berbuka di Bulan Ramadan Tanpa Ada AlasanPuasa Ramadan merupakan salah satu rukun Islam yang telah ditetapkan baik di dalam Al-Qur’an, sunah maupun ijmak. Di dalam sebuah hadis disebutkan dengan jelas ancaman bagi mereka yang tidak berpuasa di bulan Ramadan maupun mereka yang membatalkannya secara sengaja tanpa ada uzur syar’i. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ إِذْ أَتَانِي رَجُلَانِ فَأَخَذَا بِضَبْعَيَّ فَأَتَيَا بِي جَبَلًا وَعْرًا فَقَالَا لِي اصْعَدْ حَتَّى إِذَا كُنْتُ فِي سَوَاءِ الْجَبَلِ فَإِذَا أَنَا بِصَوْتٍ شَدِيدٍ فَقُلْتُ مَا هَذِهِ الْأَصْوَاتُ؟ قَالَ هَذَا عُوَاءُ أَهْلِ النَّارِ, ثُمَّ انْطَلَقَ بِي فَإِذَا بِقَوْمٍ مُعَلَّقِينَ بِعَرَاقِيبِهِمْ مُشَقَّقَةٍ أَشْدَاقُهُمْ تَسِيلُ أَشْدَاقُهُمْ دَمًا, فَقُلْتُ مَنْ هَؤُلَاءِ؟ فَقِيلَ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يُفْطِرُونَ قَبْلَ تَحِلَّةِ صَوْمِهِمْ, ثُمَّ انْطَلَقَ بِي فَإِذَا بِقَوْمٍ أَشَدِّ شَيْءٍ انْتِفَاخًا وَأَنْتَنِهِ رِيحًا وَأَسْوَئِهِ مَنْظَرًا, فَقُلْتُ مَنْ هَؤُلَاءِ؟ قِيلَ الزَّانُونَ وَالزَّوَانِي“Ketika aku tidur, aku bermimpi melihat ada dua orang yang mendatangiku. Kemudian keduanya memegang lenganku dan membawaku ke gunung yang terjal. Mereka mengatakan, Naiklah!’ Ketika aku sampai di atas gunung, tiba-tiba aku mendengar suara yang sangat keras. Aku pun bertanya, Suara apakah ini?’ Mereka menjawab, Ini adalah teriakan penghuni neraka.’ Kemudian mereka membawaku melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba, aku melihat ada orang yang digantung dengan mata kakinya terjungkir, pipinya sobek, dan mengalirkan darah. Aku pun bertanya, Siapakah mereka itu?’ Kedua orang ini menjawab, Mereka adalah orang-orang yang berbuka sebelum waktunya meninggalkan puasa.’ Mereka membawaku melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba ada beberapa orang yang badannya bengkak, baunya sangat busuk, dan wajahnya sangat jelek. Aku bertanya, Siapa mereka?’ Kedua orang itu menjawab, Mereka para pezina lelaki dan wanita’.” HR. Ibnu Hibban no. 7491; Al-Hakim no. 2837; Ibnu Khuzaimah no. 1986; dinilai sahih oleh banyak ulama, di antaranya Syekh Albani.Para ulama mengambil kesimpulan bahwa orang yang tidak berpuasa pada bulan Ramadan tanpa alasan yang dibenarkan, berarti dia telah melakukan salah satu dari perbuatan dosa besar. Adz-Dzahabi rahimahullah di dalam kitabnya Al-Kabaair Dosa-Dosa Besar mengatakan, “Dosa besar yang keenam adalah orang yang tidak berpuasa di bulan Ramadan tanpa alasan yang dibenarkan…”Lalu, alasan uzur apa saja yang memperbolehkan seseorang untuk tidak berpuasa pada bulan Ramadan?Baca Juga Beberapa Kesalahan yang Tersebar di Bulan Ramadhan Uzur Syar’i yang Memperbolehkan Tidak Berpuasa di Bulan RamadanPertama, sakit yang bisa membahayakan diri seseorang jika berpuasaMayoritas ulama mengatakan bahwa orang sakit yang boleh meninggalkan puasa adalah yang jika berpuasa itu dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan serius pada kesehatannya. Dalil mengenai hal ini adalah firman Allah Ta’ala,وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ“Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan lalu ia berbuka, maka wajiblah baginya berpuasa, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” QS. Al-Baqarah 185Kedua, melakukan safar perjalanan jauhOrang yang bersafar boleh meninggalkan puasa Ramadan, baik perjalanannya sulit dan berat jika dilakukan dengan berpuasa, maupun perjalanannya ringan dan tidak berat jika dilakukan dengan berpuasa. Dalilnya adalah ayat yang telah kita sebutkan pada pembahasan uzur sakit di ulama khilaf berbeda pendapat mengenai musafir yang perjalanannya ringan dan tidak berat jika dilakukan dengan berpuasa, semisal menggunakan pesawat atau kendaraan yang sangat nyaman, apakah lebih utama berpuasa ataukah tidak berpuasa. Yang lebih kuat, dan ini adalah pendapat mayoritas ulama, lebih utama tetap sudah tua rentaOrang yang sudah tua renta dan tidak lagi mampu untuk berpuasa dibolehkan untuk tidak berpuasa Ramadan. Ulama bersepakat akan hal ini. Sebagai gantinya, wajib bagi mereka untuk membayar fidyah kepada satu orang miskin untuk setiap hari yang ditinggalkan. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala,وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya jika mereka tidak berpuasa membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin.” QS. Al-Baqarah 184Keempat, hamil dan menyusuiWanita hamil atau sedang menyusui boleh meninggalkan puasa Ramadan, baik karena ia khawatir terhadap kesehatan dirinya maupun khawatir terhadap kesehatan si bayi. Dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam,إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَضَعَ عَنِ الْمُسَافِرِ شَطْرَ الصَّلاَةِ وَعَنِ الْمُسَافِرِ وَالْحَامِلِ وَالْمُرْضِعِ الصَّوْمَ أَوِ الصِّيَامَ“Sesungguhnya Allah azza wa jalla meringankan setengah salat untuk musafir dan meringankan puasa bagi musafir, wanita hamil, dan menyusui.” HR. An-Nasa’i no. 2275, Ibnu Majah no. 1667, dan Ahmad 4/347. Syekh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih.Ulama berbeda pendapat mengenai apa kewajiban wanita hamil dan menyusui ketika meninggalkan puasa. Sebagian ulama berpendapat bagi mereka cukup meng-qadha tanpa fidyah. Pendapat ini dikuatkan oleh Syekh Ibnu Baz, Syekh Ibnu Al-Utsaimin, Syekh Shalih Al-Fauzan, Al-Lajnah Ad-Daimah, juga pendapat Hanafiyah dan Malikiyah. Insya Allah inilah pendapat yang paling kuat dan lebih Juga Mengenal Allah Hanya di Bulan Ramadhan SajaBagaimana dengan Mereka yang Tidak Berpuasa karena Alasan Pekerjaan Berat?Sebagaimana yang sudah kita paparkan di atas, seorang muslim dilarang keras membatalkan puasa atau tidak berpuasa di bulan Ramadan, kecuali karena uzur yang sudah kita sebutkan. Adapun pekerjaan berat, maka itu bukanlah uzur yang diterima oleh syariat sehingga membolehkan tidak berpuasa di bulan bagaimana jawaban Syekh Ibnu Baaz rahimahullah terkait hal ini. Beliau rahimahullah berkata,الواجب على المؤمن أن يستكمل الصوم في رمضان، وألا يفطر بسبب العمل، إذا كان عمله شاقًا لا يعمل، بل يترك العمل حتى يؤدي الفريضة، أو يعمل بعضه، يعمل بعض العمل، ويترك العمل الذي يسبب له الفطر فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ“Wajib hukumnya bagi setiap mukmin untuk berpuasa di bulan Ramadan secara sempurna, dan tidak boleh baginya untuk tidak berpuasa/ membatalkan puasa karena sebab pekerjaan. Kalau dia tahu pekerjaan tersebut berat dan melelahkan, maka hendaknya ia meninggalkan pekerjaan tersebut sehingga ia bisa menunaikan kewajiban berpuasanya, atau ia mengganti pekerjaannya dan meninggalkan pekerjaan yang membuatnya membatalkan puasanya. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, Bertakwalah kalian kepada Allah semampu kalian.’”Oleh karena itu, mereka yang memiliki pekerjaan berat sangat ditekankan untuk mencari pekerjaan yang lain, atau mengganti waktunya di malam hari. Harus diyakini bahwa bentuk mencari nafkah itu sangat banyak macamnya, dan tidak terbatas pada pekerjaan yang membutuhkan kerja fisik yang sangat keras. Sungguh jika seorang mukmin itu benar-benar berniat mencari pekerjaan yang memungkinkannya untuk melakukan kewajiban yang telah Allah wajibkan, maka atas izin Allah ia akan menemukan pekerjaan yang tepat. Allah Ta’ala berfirman,ومن يتق الله يجعل له مخرجاً . ويرزقه من حيث لا يحتسب . ومن يتوكل على الله فهو حسبه إن الله بالغ أمره قد جعل الله لكل شيء قدراً“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu”. QS. At-Talaq 2-3Namun, jika ternyata ia benar-benar tidak bisa mendapatkan pekerjaan, kecuali pekerjaan tersebut, maka di hari kerjanya ia tetap meniatkan diri untuk berpuasa dan tidak boleh menjadikan pekerjaan berat tersebut sebagai sebab ia tidak berpuasa di hari saat ia benar-benar butuh berbuka untuk melanjutkan pekerjaannya, apalagi jika tidak berbuka, maka akan menyebabkan madharat pada dirinya, di saat itulah ia diperbolehkan untuk berbuka dengan makan dan minum sebatas apa yang menguatkan dirinya kembali. Kemudian ia menahan diri dan tidak makan dan minum sampai waktu berbuka sebagai bentuk penghormatan terhadap agungnya puasa Ramadan. Dan ia tetap diwajibkan meng-qadha mengganti puasanya tersebut di hari yang dalam Fatwa Lajnah Daimah 10 234-236 disebutkan,… فإذا لم يتيسر له شيء من ذلك كله واضطر إلى مثل ما ذكر في السؤال من العمل الشاق صام حتى يحس بمبادئ الحرج فيتناول من الطعام والشراب ما يحول دون وقوعه في الحرج ثم يمسك وعليه القضاء في أيام يسهل عليه فيها الصيام ” انتهى .“Maka, apabila tidak dimungkinkan untuk melakukan suatu apa pun dari semua hal yang telah disebutkan mencari pekerjaan yang lain, sehingga ia benar-benar terdesak dan membutuhkan pekerjaan sebagaimana yang disebutkan di dalam pertanyaan, yaitu pekerjaan yang memberatkan, maka ia harus tetap berpuasa, sampai ia merasakan tanda-tanda kritis yang membahayakan dirinya. Barulah ia diperbolehkan untuk makan dan minum sebatas apa yang dapat mencegahnya dari kritis dan bahaya. Kemudian ia menahan diri dari makan dan minum, dan wajib baginya untuk mengganti puasanya di hari-hari yang akan datang.”Wallahu A’lam Allah menjadikan diri kita termasuk hamba-Nya yang istikamah di dalam ketaatan serta tidak bermudah-mudahan di dalam urusan membatalkan puasa Ramadan atau bahkan meremehkan kewajiban puasa JugaBagaimana Memulai dan Mengakhiri Bulan Ramadhan ketika di PerjalananBerpuasa Ramadhan Selama 28 Atau 31 Hari, Apa Yang Harus Dilakukan?***Penulis Muhammad Idris, resmi Syekh Ibnu Baaz rahimahullah lainnya.

ancaman bagi orang yang tidak berpuasa